Rabu, 20 Oktober 2010

aku mati (?)

: Dona


aku mati. entah mati sungguhan ataukah hanya mati rasa. yang jelas ada sesuatu yang kusadari telah mati.

aku mati. ketika Kekasihku Hari Ini sibuk membungakan kata cinta di mulutnya sembari membuka kancing kemejaku, sementara di bawah kakikaki kami merangkak jabang bayi yang merengek lantaran dari pagi belum minum ASI karena ibunya pun... telah mati.

aku mati. menatap mereka yang berdasi berbicara mengenai kenaikan harga beras di televisi, sementara di belakang gedung dimana aku sedang merasa mati kini, ribuan manusia terus menerus digerus darah dan dagingnya untuk mencari sesuap nasi.

aku mati. ketika teringat masa kecilku di dusun kami yang permai sebelum datangnya mimpi akan modernisasi yang telah menyihir pemuda pemudi menjadi pion warnawarni yang terus menerus digerakkan kesana kemari atas perintah televisi.

aku telah mati. sejak menyadari bahwa cintaku sebenarnya juga sudah lama mati. ia telah kutukar dengan sekaleng susu, sekilo beras, seperangkat peralatan sekolah, dan selembar dua lembar uang jajan untuk mereka yang kucintai sejak suami pilihan ibuku pergi dan tak pernah kembali.

aku ingin mati. ketika tangan-tangan Kekasihku Hari Ini mulai menelusup ke balik kemejaku, seakan-akan ingin mengambil sisa hatiku yang sengaja kutinggalkan untuk menemaniku saat nanti aku benar-benar mati.

tiit..tit tit tiiit...
ponselku berbunyi. ada pesan baru menanti.

" ibu, Rani juara kelas, bu. Ibu lekas pulang kerja ya, lihat rapor Rani." begitu isinya.

aku menahan tangis dalam hati. menahan tumpahan gemetar beraroma aneka warna yang berlomba dengan gebu nafas Kekasihku Hari Ini...

Oh...Tuhan, apakah aku memang lebih baik mati?







~*~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar